Dalam ilmu ekonomi tentu kita mengenal pentingnya information. Bahkan, informasi asimetrik merupakan salah satu penyebab kegagalan pasar yng amat dikenal. kekuatan informasi inilah yang juga menjadi obyek kajian menarik dalam menimbang kembali berbagai konsep mulai pasar bebas, laissez faire, hingga mitos kaptalisme. Tetapi kita akan sedikit rileks dan menaruh sejenak topik-topik berat tadi ke kantung pikiran kita. Yang ingin kita bahas di sini merupakan kasus simpel, bagaimana informasi benar-benar menyebar ke seluruh dunia dan berhasil menjadi kekuatan yang benar-benar 'invisible hand' menggerakkan masyarakat banyak. Tersangka utamanya jelas internet.
Internet memangkas biaya pengiriman pos surat dalam beberapa detik dengann sedikit bunyi 'klik' sesekali. Informasi benar-benar tumpah. Thomas Friedman dalam The World is Flat menyamakan kehadiran internet setara runtuhnya tembok berlin. Sebuah kebebasan yang tak terduga membanjiri seluruh dunia. Termasuk blog.
Blog bukan sekedar diari-diari pribadi atau website pribadi. Terkait dengan apa yang kita bahas, blog merupakan contoh kekuatan informasi. Sungguh tidak terbayangkan orang begitu mudah menyampaikan ide, berdiskusi, atau sekedar narsis di depan jutaan masyarakat dunia. Tanpa border negara, suku, ras, dan budaya. Tentu tidak sepenuhnya masih ada border bernama biaya kan?
Namun, lebih menarik lagi bahwa jika kita sadari pengguna blog bukanlah sekedar orang-oprang iseng. Terlebih dalam bidang ilmu ekonomi, sungguh fantastis melihat pemikiran-pemikiran brilian sekelas Prof. Greg Mankiw, Peraih Nobel Paul Krugman, hingga si nyeleneh Steven Levitt tumpah ruah dalam blog-blog pribadi mereka. Ekonom-ekonom sekelas mereka dapat dengan cepat menanggapi fenomena-fenomena yang terjadi sehari-hari. Tanpa erlu repot mencari jurnal-jurnal mereka (yang tentu memungut waktu dan biaya) dengan blog kita dengan mudah melihat bagaimana mereka melihat dunia dibalik kacamata economics mereka. Intinya adalah arus ide yang cepat ditanggapi masyarakat. Tentu tak bisa dibayangkan seorang dari Merauke bisa menaggapi tulisan Professor dari Harvard hanya lewat blog.
Begitu pula dengan blog ini, walaupun masih muda dan asal-asal saja, spirit yang sama tetap dibawa. Membawa ide-ide segar tanpa takut kehadapan masyarakat luas yang terbuka. Betapa baif dan sok tahunya tulisan-tulisan ini bukan problem utama. Toh, jika jelek lupakan saja atau caci maki saja. Yang jelas generasi baru sudah muncul. Lewat blog seharusnya ekonom-ekonom muda (mahasiswa dan pelajar) kita berani mengeluarkan pendapat sekedar memberi sumbangsih bagi iklim diskusi yang mulai dimonopoli sepakbola, politij, hingga Miyabi.
Tentu pandangan ini tidak tertutup bagi pemikiran-pemikiran lain di luar ekonomi. Idenya jelas jadikan blog sarana kita untuk berkembang dan biarkan dunia tahu celotehan kita. Selamat blogging teman!
Monday, October 19, 2009
Blogging Economist Generation
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment